Pada hari Jumat, 3 Maret 2023 telah diadakan
sebuah tradisi “Larung Tumpeng atau Larung Sesaji” di Telaga Sarangan, Magetan,
Jawa Timur. Larung sesaji merupakan salah satu tradisi yang rutin diadakan
setiap tahun di hari Jumat Pon pada bulan Ruwah atau menjelang Ramadhan. Ritual
adat yang masih dilestarikan oleh masyarakat di sekitar Telaga Sarangan ini
bertujuan sebagai bentuk syukur dari masyarakat kepada Sang Pencipta atas hasil
Bumi yang melimpah dan sebagai doa agar keberkahan selalu mengiringi mereka.
Acara larung
sesaji juga ikut dimeriahkan oleh siswa-siswi kelas 7 dan guru-guru dari SMP
Negeri 1 Magetan. Mereka berbondong-bondong menuju ke lokasi acara dengan
menggunakan bus, elf, dan mobil pribadi. Berbagai kendaraan yang mengangkut
mereka terparkir di pelataran penginapan Gunung Sari dekat dengan Kantor
Kelurahan Sarangan.
Tak hanya sekedar ikut menyaksikan, beberapa
siswa-siswi SMP Negeri 1 Magetan juga
ikut serta dalam acara karnaval atau iring-iringan tumpeng yang nantinya
akan dilarung di Telaga Sarangan. Panitia acara mengatakan bahwa siswa-siswi
terpilih dari SMP Negeri 1 Magetan akan ikut serta dalam karnaval dengan
menggunakan pakaian adat dan kostum hasil daur ulang yang sangat mengagumkan.
Kekreatifan dan keunikan kostum hasil daur ulang yang mereka buat menjadi salah
satu objek yang mampu menarik perhatian tiap mata memandang.
Sekitar pukul 08.20 acara karnaval dan
iring-iring tumpeng pun di laksanakan. Para rombongan mulai berbaris rapi
sambil berjalan menuju Telaga Sarangan, diikuti dengan para pengunjung dan
wartawan yang meliput acara tersebut. Rombongan yang berjalan beriringan itu
terdiri atas Duta Bagus Dyah Kabupaten Magetan, siswa-siswi SMP Negeri 1
Magetan dengan kostum burung garuda dan prajurit, siswa-siswi SMP Negeri 1
Magetan dengan pakaian adat, Pasukan Berkuda, Cucuk Lampah, Demang Sarangan
(Bapak dan Ibu Lurah), Kejawen yang membawa tumpeng, Bonang Renteng, Tumpeng
warga Sarangan, dan Rombongan Reog.
Setelah acara karnaval dan iring-iringan tersebut,
Bapak Bupati Dr. Drs. Suprawoto, S.H., M.Si. memberikan sambutan kepada seluruh
masyarakat dan pengunjung. Dari sambutan tersebut Bapak Bupati menjelaskan
bahwasanya Larung sesaji adalah sebuah tradisi yang dilaksanakan masyarakat
Sarangan sebagai bentuk syukur dan doa
semoga keberkahan selalu mengiringi. Beliau juga berpesan untuk menjaga
keindahan serta kelestarian Telaga Sarangan dan berharap agar dapat berkembang
lebih baik lagi sehingga mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Sambutan itu diakhiri dengan permohonan maaf jika selama pandemi acara ini
tidak bisa digelar dan ucapan terima kasih beliau kepada seluruh masyarakat dan
pengunjung yang telah hadir.
Sekitar pukul 09.30 acara dilanjutkan dengan
pelarungan tumpeng ke tengah-tengah Telaga Sarangan. Sebelum dilarungkan,
tumpeng akan dinaikkan ke perahu dan dibawa mengelilingi telaga. Setelahnya,
perahu yang membawa tumpeng tersebut akan menuju ke tengah-tengah dan menunggu
perahu-perahu yang membawa Bapak Bupati, pengunjung, dan para wartawan untuk
berbaris mengelilingi tumpeng yang akan dilarung. Prosesi pelarungan diawali
dengan doa-doa dan diikuti dengan pelarungan tumpeng yang berisi hasil bumi
seperti nasi dan sayur-sayuran.
Sesaat setelah
prosesi pelarungan selesai, para warga pun beramai-ramai mengambil sesaji atau
makanan yang telah mereka bawa dan mereka kumpulkan di pinggiran telaga.
Makanan yang mereka bawa akan bercampur dengan makanan milik orang lain
sehingga mereka tidak akan mengambil makanan milik mereka sendiri. Sesaji atau
makanan yang mereka bawa merupakan
bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan dan juga meminta keselamatan kepada Sang Pencipta
dari segala marabahaya dan malapetaka.
Meskipun acara
larung sesaji tahun ini tak seramai dengan tahun sebelum pandemi, masyarakat
sangat antusias untuk memeriahkan acara ini. Bahkan banyak dari mereka yang
merupakan pengunjung luar kota dan wartawan dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Semoga dengan adanya acara ini, masyarakat akan semakin mengenal adat-istiadat
dari Magetan dan ikut menjaga serta
melestarikan keindahan Telaga Sarangan. (Amanda Yunanta )